Menghemat Kantong Sembari Menjaga Kesehatan Mesin
Written by Hidden Money on 11:03 PM
Perbedaan harga yang sangat mencolok (dua kali lipat lebih) membuat
pemilik mobil sangat tergoda untuk membeli bensin bersubsidi (Premium
dengan oktan 88). Padahal, produsen mobil sudah menganjurkan—bahkan
ditulis pada tutup tangki bahan bakar—“Khusus bensin tanpa timbal, nilai oktan: 90 atau di atasnya”.
Kondisi tersebut bisa dimaklumi—pengeluaran untuk operasional—bahan
bakar jauh lebih ekonomis. Padahal, untuk pemilik mobil atau pengemudi
harus mengorbankan driveability (mobil kurang mantap dikebut), konsumsi bahan bakar per kilometer juga jadi lebih boros.
Batuk-batuk
Tak hanya itu, kemungkinan mesin mengalami “batuk-batuk” (pre-ignition), atau awam sering menyebutnya ngelitik, sangat besar. Lebih khusus lagi untuk mesin lama yang tidak dilengkapi dengan knocking sensor. Sedangkan mesin yang dilengkapi dengan sensor tersebut (sistem injeksi), bisa memberi toleransi dengan nilai oktan 6, komputer akan mengatur sendiri waktu pengapiannya.
Tak hanya itu, kemungkinan mesin mengalami “batuk-batuk” (pre-ignition), atau awam sering menyebutnya ngelitik, sangat besar. Lebih khusus lagi untuk mesin lama yang tidak dilengkapi dengan knocking sensor. Sedangkan mesin yang dilengkapi dengan sensor tersebut (sistem injeksi), bisa memberi toleransi dengan nilai oktan 6, komputer akan mengatur sendiri waktu pengapiannya.
Kalau mesin sudah sering batuk-batuk, seperti juga orang,
kemungkinan ke bengkel yang menghabiskan waktu dan uang juga semakin
besar. Kondisinya makin parah, bila diagnosis mekanik tidak tepat, malah
membuat mobil harus sering ke bengkel.
Juga harus diperhatikan, bila mobil yang digunakan harus membawa
penumpang banyak dan akan diajak pula ngebut di jalan tol, seharusnya
diberi “bensin yang lebih bergizi” atau punya kemampuan mencegah pre-ignition (juga yang ada menyebut auto-ignition) alias beroktan lebih tinggi.
Harga
Lantas bagaimana menyiasati agar kantong tidak terlalu jebol dan mesin tetap sehat serta memberikan kemampuan terbaiknya? Apalagi bensin beroktan 90 tidak ada. Sedangkan bensin 92 dan 95 harganya jauh lebih mahal?
Lantas bagaimana menyiasati agar kantong tidak terlalu jebol dan mesin tetap sehat serta memberikan kemampuan terbaiknya? Apalagi bensin beroktan 90 tidak ada. Sedangkan bensin 92 dan 95 harganya jauh lebih mahal?
Metode terbaik adalah mencampur bensin oktan terendah dan
tertinggi. Kondisi hanya bisa dilakukan di SPBU Pertamina yang menjual
Preimum, Pertamax, dan Pertamax Plus. Suatu hal yang menarik, perbedaan
harga antara Pertamax dengan Pertama Plus (oktan 92 dan 95) tidak
terlalu mencolok, umumnya sekitar Rp 300-Rp 400.
Malah ada SPBU yang menjual Pertamax Plus (95) dengan harga Rp 10.100 per liter (saat artikel ini ditulis). Sedangkan kompetitornya, untuk oktan yang sama menjual Rp 10.150. Padahal, untuk bensin 95, berdasarkan beberapa sumber, kualitas Pertamina lebih baik. Sedangkan untuk 92, harga yang ditawarkan Pertamina sedikit lebih tinggi dari kompetitornya.
Malah ada SPBU yang menjual Pertamax Plus (95) dengan harga Rp 10.100 per liter (saat artikel ini ditulis). Sedangkan kompetitornya, untuk oktan yang sama menjual Rp 10.150. Padahal, untuk bensin 95, berdasarkan beberapa sumber, kualitas Pertamina lebih baik. Sedangkan untuk 92, harga yang ditawarkan Pertamina sedikit lebih tinggi dari kompetitornya.
Komposisi campuran
Komposisi campuran bisa disesuaikan dengan oktan yang dinginkan. Misalnya 91 atau 92. Untuk mendapatkan bensin dengan oktan 92, komposisi campuran Premium dengan Pertamax Plus adalah 3: 4. Artinya, kalau Premium 15 liter, maka Pertamax Plus harus 20 liter.
Komposisi campuran bisa disesuaikan dengan oktan yang dinginkan. Misalnya 91 atau 92. Untuk mendapatkan bensin dengan oktan 92, komposisi campuran Premium dengan Pertamax Plus adalah 3: 4. Artinya, kalau Premium 15 liter, maka Pertamax Plus harus 20 liter.
Hitungannya (15 liter x 88 oktan + 20 liter x 95 oktan) / 35 liter
= 92. Syaratnya, tentu saja kalau Premium benar-benar beroktan 88 dan
Pertamax Plus 95.
Dengan cara begini, bisa mendapatkan bensin oktan 92 dengan harga
lebih murah. Hitungannya, untuk 20 liter bensin beroktan 95 (berdasarkan
harga termurah di SPBU Pertamina saat ini) harus mengeluarkan Rp
202.000 plus untuk 15 liter Premium adalah Rp 67.500
Total uang yang harus dikeluarkan untuk 35 liter kedua campuran
adalah Rp 269.500 atau Rp 7.700/liter. Nah, bandingkan bensin beroktan
92 langsung, harga termurahnya saat ini Rp 9.700.
Kalau Anda menggunakan campuran 50:50 (seimbang), akan diperoleh
nilai oktan 91,5 dengan harga per liter lebih menarik lagi, yaitu Rp
7.300. Begitu juga bila hanya ingin mendapatkan oktan 91, perbandingan
campuran bisa dibalik, Premium 4, Pertamax Plus 3.
Cara mencampur, isilah Pertamax Plus lebih awal, setelah itu
Premium (kalau masih dibolehkan). Pengisian dilakukan saat isi tangki
tinggal sedikit. Sebaiknya pengisian campuran dilakukan sampai penuh
sehingga diperoleh campuran yang lebih baik.
Sumber : kompas.com